fbpx

Eksotisme Surga Bawah Laut Wakatobi

Menurut sobat MakaraMe, kira-kira kata apa yang paling tepat untuk menggambarkan Wakatobi? Satu kata saja! Kalau buat MakaraMe “Adorable”. Dan, sepertinya memang tidak berlebihan sih. Karena Wakatobi memang sangat menawan hati, bukan hanya wisata baharinya, tetapi juga alam, kuliner, dan tentu orang-orangnya.

Begitu kita akan mendarat di Bandara Matahora, Pulau Wangi-wangi, kita akan disambut dengan lukisan Tuhan yang sangat luar biasa. Menambah semangat untuk menjelajah Wakatobi lebih dalam lagi. Sejenak menghilangkan ketakutan saya dengan turbulensi pendaratan pesawat Wings yang membawa saya dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Butuh waktu yang panjang untuk benar-benar bisa memuaskan mata kita merekam keindahan alam Wakatobi yang terdiri dari empat gugusan pulau, yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Paket liburan yang saya dapatkan yaitu 4 hari 3 malam dan hanya sempat menjelajahi pulau Wangi-wangi saja.

 Pulau Pandai Besi

Antusiasme saya di Wakatobi sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Juli saat panitia Bebaskan Langkah menghubungi saya bahwa saya menjadi pemenang utama dan berhak mendapatkan hadiah perjalanan ke Wakatobi. Indeed, karena saya adalah anak pegunungan yang jelas jauh dari yang namanya laut. Apalagi, Wakatobi diakui oleh dunia sebagai salah satu surga bawah laut. Luar biasa memang potensi wisata di Indonesia.

Begitu mendarat di bandara, kami dijemput driver tempat kami menginap, Patuno Resort. Betapa terpukaunya saya bahwa ternyata tempat yang saya datangi masih sangat alami. Kita seperti diajak untuk benar-benar melupakan hiruk pikuk dan keramaian kota. Dan, tentu saja melupakan pekerjaan kita. Haha…

Kanan kiri jalan yang saya lalui tak ada gedung megah. Yang ada hanyalah pepohonan dan beberapa tanaman pertanian di bebatuan kapur dan berpasir. Sesekali rumah panggung yang konon katanya sebagai rumah singgah para petani. Jarak pemukiman dengan ladang memang cukup jauh, berangkat pagi pulang menjelang magrib sehingga mereka umumnya membawa anak-anak mereka ke ladang.

See also  Semalam di Hotel Syariah Azizah Solo

Setelah sempat mandi-mandi sebentar dan makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Benteng Tua pertahanan Kerajaan Buton kala dulu. Oleh karena itu, Pulau Wangi-wangi ini dikenal juga sebagai Pulau Pandai Besi. Karena di sinilah pasokan senjata Kerajaan Buton dibuat. Di puncak Liya, terdapat masjid pertama yang dibangun pada tahun 1546, yaitu Masjid Mubarok yang konon katanya, di bawah sajadah imam tersebut ada pintu menuju Masjid di Kerajaan Buton. Wallahu’alam…

Ada tradisi unik yang ingin saya coba di Wangi-wangi ini, yaitu Kaboenga. Semacam tradisi pengukuhan jodoh atau tidaknya dua sejoli yang sedang memadu kasih. Yaitu, mereka didudukkan di sebuah ayunan yang kemudian di ayun oleh beberapa pemuka adat dan disaksikan oleh penduduk sekitar. Jika ada salah satu yang jatuh, maka mereka tidak berjodoh dan harus berpisah. Kata La Aci, tour guide saya, Hanung Bramantyo dan Zaskia Adya Mecca pernah mencoba ini, tepat 2 minggu sebelum pernikahan mereka. Wow! Ada yang mau coba? Hehe…

Setiap lebaran, di pelataran Masjid Mubarok ini juga terdapat tradisi perkenalan antar pemuda yang tak kalah unik, yaitu Posepa. Dimana perkenalan dilakukan dengan saling tendang. Bahkan hingga patah tulang! Ekstrim ya. Saya rasa, kalian tidak mau mencobanya. Meskipun setelah acara selesai, mereka saling bersalaman dan berteman. Tetap saja berbahaya ya.. hehe

Selanjutnya saya turun bukit menuju Kontamale, yaitu sumber mata air tawar yang tak pernah kering. Meski sudah diambil oleh penduduk sekitar untuk berbagai keperluan seperti mandi dan mencuci. Rasanya saya pengen nyebur bareng adek yang lagi belajar renang itu. Hehe

Discovery Diving & Snorkling
Nah, inilah bagian yang ditunggu-tunggu dalam petualangan bahari kali ini. Spot diving & snorkling kali ini adalah Kolosium, Pantai Waha, dan Pantai Cemara. Semua serba indah, tapi dari ketiga spot itu, yang paling saya suka adalah Pantai Cemara. Jenis ikannya lebih beragam. Bahkan bagi yang beruntung, akan ketemu dengan Penyu yang besaaarr banget! Wow!

See also  Menikmati Sejuknya Kolam Renang Hotel Grand Panorama Bandungan
diving, wakatobi

Tapi, kalau boleh milih, saya sih pengen menyelam atau snorkling di Kapota, yaitu spot yang penuh dengan lumba-lumba…..

Berburu Sushi ala Wakatobi
Bagian menarik lainnya dari sebuah perjalanan adalah wisata kulinernya. Kali ini sih, saya lebih banyak disajikan oleh bagian resort. Dan, satu yang saya suka adalah Ikan Perangi, yaitu ikan mentah yang disajikan dengan rempah-rempah. Sama sekali tidak berasa amisnya. Benar-benar perbaikan gizi saya di sini!

Bebaskan Langkah!

Nah, seperti yang sudah saya ceritakan di awal tadi, bahwa saya mendapatkan kesempatan ke Wakatobi karena memenangkan kegiatan Bebaskan Langkah! Program apa sih itu? Yaitu suatu program yang menjaring orang-orang yang mampu memperjuangkan passion-nya hingga titik darah penghabisan. Hehe…

Yakin, Melangkah, dan Beraksi adalah motto yang diusung dalam kegiatan kali ini oleh FWD Life Indonesia selaku pihak penyelenggara. Seberapa besar sih passion kamu bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarmu?

Selain hadiah ke Wakatobi, hadiah luar biasa lainnya adalah workshop Passionpreneur dari Dreamlab! Yang akan berlangsung dari pertengahan Oktober sampai Desember 2014. Dimana saya akan diajari untuk memperkuat brand saya hingga bertahan lama dan bisa bersaing. Dan, tentu menggaet pasar serta omset yang lebih besar sehingga kesejahteraan tim MakaraMe menjadi lebih baik lagi. Hehe…